Sejarah
sebagai ilmu
Sejarah dikatakan sebagai ilmu
karena merupakan pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan
metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa
lampau.
Menurut C.E. Berry, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan, tidak kurang dan
tidak lebih. Adapun menurut York Powell, sejarah bukanlah hanya sekadar suatu
cerita indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan cabang ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan harus
dibuktikan secara keilmuan dengan menggunakan metode-metode dan berbagai
standar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Kebenaran itu dapat dibuktikan
dari dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta
sejarah. Sejarah dianggap sebagai ilmu sebab sejarah memiliki syarat-syarat
ilmu, antara lain ada masalah yang menjadi objek, ada metode, tersusun secara
sistematis, menggunakan pemikiran yang rasional, dan kebenaran bersifat
objektif.
Jika melihat hal tersebut, sejarah
sebagai ilmu dapat memenuhinya, dikarenakan:
a. objek kajian sejarah ialah
kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan sebab akibat;
b. adanya metode sejarah yang menghubungkan
bukti-bukti sejarah;
c. kisah sejarah tersusun secara sistematis
dan kronologis;
d. kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber
yang disusun secara rasional dan kritik (penilaian) yang sistematis;
e. fakta bersifat subjektif karena tiap orang
melihat masa lampau dengan cara yang berbeda. Kebenaran hanya "milik"
peristiwa ini sendiri. Namun kebenaran fauna adalah juga objektif, maksudnya
kebenaran harus diakui oleh intersubjektivitas atau diakui oleh banyak
sejarawan dan masyarakat luas
Sejarah
sebagai peristiwa
Peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi pada masa lampau menjadi sangat penting dalam pembahasan ilmu sejarah.
Melalui peristiwa, ilmu sejarah mendapat gambaran tentang kehidupan manusia di
masa lampau. Sejarah sebagai peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau
mengakibatkan kita tidak mungkin lagi mengamati peristiwa tersebut, yang dapat
kita amati adalah sejarah sebagai kisah, yaitu penelaahan sejarah sebagai kisah
suatu peristiwa. Sejarah sebagai peristiwa, maksudnya peristiwa sejarah
ditempatkan sebagai fakta, kejadian, dan kenyataan yang benar-benar terjadi
pada masa lampau.
Kejadian masa lampau tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengetahui dan
merekonstruksi kehidupan pada masa tersebut. Dari peristiwa-peristiwa itu,
dapat diketahui sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Tanpa memandang besar
kecilnya suatu peristiwa atau kejadian-kejadian dalam ruang lingkup kehidupan
manusia, ilmu sejarah berusaha menyusun rangkaian peristiwa yang terjadi dalam
ruang lingkup kehidupan manusia sejak dahulu sampai sekarang, bahkan prediksi
kejadian yang akan datang
Sejarah
sebagai kisah
Semua hasil karya cipta manusia
merupakan suatu bukti dari kisah manusia yang hidup dan dinamis.
Membicarakan sejarah sebagai kisah tidak lepas dari peristiwa-peristiwa sejarah
yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai kisah adalah hasil karya, cipta,
dan penelitian berbagai ahli yang kemudian menulisnya.
Penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan harus melalui penafsiran yang
mendekati kebenaran peristiwa yang terjadi. Sementara itu, untuk merekonstruksi
kisah sejarah harus mengikuti metode analisis serta pendekatan tertentu. Dengan
kata lain, sejarah sebagai kisah adalah kejadian masa lalu yang diungkapkan
kembali berdasarkan penafsiran dan interpretasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Menyusun kisah sejarah dari suatu masyarakat, bangsa, dan negara tidaklah
mudah karena jejak-jejak sejarah yang ditinggalkannya tidak sedikit. Oleh
karena itu, dalam penyusunannya memerlukan penelaahan yang sangat jeli dan
bijaksana serta verifikatif sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
penyusunan sejarah sebagai kisah, para sejarawan menggunakan dasar jejak-jejak
yang ditinggalkan oleh sejarah sebagai peristiwa. Jejak-jejak sejarah yang
berisi kehidupan rangkaian peristiwa atau kejadian dalam lingkup kehidupan
manusia menjadi sumber penting dalam penulisan
kisah sejarah.
Sejarah
sebagai seni
Tokoh penganjur sejarah sebagai seni
adalah George Macauly Travelyan. Ia menyatakan bahwa menulis sebuah kisah
peristiwa sejarah tidaklah mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni. Menulis
sejarah merupakan seni, filsafat, polemik, dan dapat sebagai propaganda.
Sejarawan abad 19 bernama Comte, Spencer,dan Mill menyebutkan
bahwa metode dan sikap ilmiah pengetahuan alam dapat dipergunakan untuk
mempelajari sejarah, tanpa memerlukan modifikasi lebih lanjut. Namun menurut
Dithley, seorang filsuf modern, menyatakan bahwa hal tersebut adalah tidak
benar, sebab sifat alami dari pengetahuan alam adalah sesuatu yang selalu nyata
dan terlihat, sehingga sejarah yang bersifat abstrak tidak mudah
menganalisisnya. Oleh karena itu, sejarah adalah pengetahuan tentang rasa.
Dithley menambahkan bahwa pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan
fakta sejarah lebih hidup dan lebih berarti. Itulah sebabnya, menurut George
Macauly Travelyan dalam penulisan kisah sejarah harus menggunakan bahasa yang
indah, komunikatif, menarik, dan isinya mudah dimengerti. Dengan demikian,
diperlukan seni dalam penulisan sejarah sehingga tercipta suatu peristiwa
sejarah yang dapat dipelajari secara urut, lengkap, menarik, dan tidak
membosankan. Oleh karena itu, seorang sejarawan harus bersedia menjadi ahli seni
untuk menghidupkan kembali kisah kehidupan di masa lalu, masa sekarang, dan
yang akan datang. Dengan demikian selain elemen ilmiah sejarah juga mengandung
elemen seni.
Fiksi dan Mitos Dalam Sejarah
Secara sederhana, definisi
mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena
telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di
masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya
itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu
mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat.
Mitos atau mite (myth) adalah
cerita prosa rakyat yang di tokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa
yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap
benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Mitos juga
disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat
yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam
semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Mitos juga merujuk
kepada satu cerita dalam sebuah kebudayaan
yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu peristiwa yang pernah terjadi
pada masa dahulu. Jadi, Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta,
manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti
yang dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah
percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya. Mengapa Mitos di
Percaya? Sebab masyarakat beranggapan mitos sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakat, khususnya masyarakat tradisional yang masih sangat kental budaya
kedaerahannya.
Mereka kebanyakan mengabaikan logika
dan lebih mempercayai hal-hal yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Pada
dasarnya, mitos orang zaman dahulu memiliki tujuan yang baik untuk kelangsungan
hidup keturunannya Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga
masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti
kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika
mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan.
Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh
dilakukan agar tidak tertimpa daerah.
BEBERAPA CONTOH-CONTOH MITOS:
- Tertimpa cicak tandanya sial . Sial di sini maksudnya
dari tertimpa cicak itu sendiri. Siapa yang tidak sial kalau sedang enak –
enak duduk tiba – tiba tertimpa cicak.
- Wanita tidak boleh duduk di depan pintu pamali . Zaman
dahulu wanita masih menggunakan rok, belum ada yang memakai celana. Jadi,
kalau ada wanita yang duduk di depan pintu pasti akan terlihat…ya gitu
deh. Pasti banyak mengundang hawa nafsu.
- Jangan bersiul pada malam hari karena mengundang
setan. Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang – orang yang sedang
tidur.
- Memakai payung di dalam rumah berarti sial. Ya
sial kalau lagi ada banyak orang di dalam rumah dan kita memakai payung.
Mungkin orang – orang di sekitar Anda akan merasa terganggu atau tercolok
matanya.
Demikian beberapa contoh mitos. Para
nenek moyang menganggapnya sebagai pamali. Sebagai orang yang beragama,
khususnya Islam tidak boleh mempercayai ramalan atau semacamnya karena hidup
dan mati berada di tangan Tuhan, bukan nenek moyang.
Manfaat
mempelajari sejarah
1.Kegunaan edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia yang belajar dari sejarah.
belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yangdialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
2.Kegunaan inspiratif
kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. indonesia ingin melakukan kebangkitan nasional yang ke-2 , dengan bercita-cita mengeajar ketertionggalan dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan rakyatnya.
3.Kegunaan rekreatif
kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. gaya penulisan yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari seajarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media hiburan dan rekreatif.
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia yang belajar dari sejarah.
belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yangdialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
2.Kegunaan inspiratif
kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. indonesia ingin melakukan kebangkitan nasional yang ke-2 , dengan bercita-cita mengeajar ketertionggalan dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan rakyatnya.
3.Kegunaan rekreatif
kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. gaya penulisan yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari seajarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media hiburan dan rekreatif.
Tujuan Pembelajaran Sejarah
Pengajaran sejarah juga bertujuan
agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing
masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk
memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapai
masa yang akan datang (Depdiknas, 2003 dalam Isjoni, 2007:72).
Tujuan instruksional pembelajaran
sejarah di Sekolah Menengah Atas menurut S.K. Kochhar (2008) adalah
mengembangkan (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) pemikiran kritis, (4)
keterampilan praktis, (5) minat, dan (6) perilaku. Sedangkan menurut Sapriya
(2009:209-210) mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan :
1. Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa
lampau, masa kini dan masa depan.
2. Melatih daya krirtis peserta
didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada
pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.
3. Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban
bangsa Indonesia dimasa lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta
didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang
panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri
peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga
dan cinta tanah air yang dapat di implementasikan dalam berbagai bidang
kehidupan baik nasional maupun internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar